Prototype adalah model atau
simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan yang
dimana model tersebut harus representative dari produk akhirnya. Setelah
mengetahui arti prototype mungkin masih menganjal dibenak kita bagaimana sih
software itu terbentuk menggunakan metode prototype? Apakah model prototype
lebih bagus digunakan daripada model lain? Apakah resiko-resiko dari penggunaan
model tersebut? Dan mungkin masih banyak pertanyaan lain yang akan muncul. Oleh
sebab itu, pada postingan kali ini saya sendiri akan menjelaskan lebih lanjut
mengenai pembuatan software dengan menggunakan metode prototype tersebut.
Model Prototype
Secara
umum tujuan pengembangan sistem informasi adalah untuk memberikan kemudahan
dalam penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan
pengendalian, mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta
profitabilitas organisasi. Dalam beberapa tahun terakhir ini peningkatan
produktifitas organisasi ini dibantu dengan berkembangnya teknologi komputer
baik hardware maupun softwarenya. Tetapi tidak semua kebutuhan sistem informasi
dengan komputer itu dapat memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi organisasi. Keterbatasan sumber daya dan anggaran pemeliharaan memaksa
para pengembang sistem informasi untuk menemukan jalan untuk mengoptimalkan
kinerja sumber daya yang telah ada.
Karakteristik
dari suatu sistem informasi manajemen yang lengkap tergantung dari masalah yang
dihadapi, proses pengembangannya dan tenaga kerja yang akan dikembangkannya.
Seiring dengan perkembangan permasalahan karena berubahnya lingkungan yang
berdampak kepada perusahaan maka yang menjadi parameter proses pengembangan
sistem informasi yaitu masalah yang dihadapi, sumber daya yang tersedia dan
perubahan, sehingga hasil pengembangan sistem informasi manajemen baik yang
diharapkan oleh perorangan maupun oleh organisasi turut berubah.
Perubahan
tersebut pada akhirnya menimbulkan ketidakpastian dan menambah kompleks/rumit
masalah yang dihadapi oleh para analis sistem informasi. Metode tradisional
seperti SDLC dianggap tidak lagi mampu memenuhi tantangan perubahan dan kompleksnya
masalah yang dihadapi tersebut. Sekitar awal tahun delapan puluhan, para
profesional dibidang sistem informasi memperkenalkan satu metode pengembangan
sistem informasi baru, yang dikenal dengan nama metode prototyping.
Metode
prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi
manajemen, tidak hanya sekedar suatu efolusi dari metode pengembangan sistem
informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan refolusi dalam
pengembangan sistem informasi manajemen. Metode ini dikjatakan refolusi karena
merubah proses pengembangan sistem informasi yang lama (SDLC).
Menurut
literatur, yang dimaksud dengan prototipe (prototype) adalah ”model pertama”,
yang sering digunakan oleh perusahaan industri yang memproduksi barang secara
masa. Tetapi dalam kaitannya dengan sistem informasi definisi kedua dari
Webster yang menyebutkan bahwa ”prototype is an individual that exhibits the
essential peatures of later type”, yang bila diaplikasikan dalam pengembangan
sistem informasi manajemen dapat berarti bahwa Prototipe tersebut adalah sistem
informasi yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan
datang. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap,
tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau
digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.
Dalam
beberapa hal pengembangan software berbeda dengan produk-produk manufaktur,
setiap tahap atau fase pengembangan sistem informasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari seluruh proses yang harus dilakukan. Proses ini umumnya
hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk tersebut tidak dapat
ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur, sehingga penggunaan ”model
pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat. Istilah prototyping dalam
hubungannya dengan pengembangan software sistem informasi manajemen lebih
merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.
Tujuan
Prototype
Prototyping model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal
software menjadi sebuah sistem yang final.
A.
Proses
Proses-proses
dalam model prototyping menurut saya yaitu:
- Komunikasi
terlebih dahulu yang dilakukan antara pelanggan dengan tim pemgembang
perangkat lunak mengenai spesifikasi kebutuhan yang diinginkan
- Akan
dilakukan perencanaan dan pemodelan secara cepat berupa rancangan
cepat(quick design) dan kemudian akan memulai konstruksi pembuatan
prototype
- Prototipe
kemudian akan diserahkan kepada para stakeholder untuk dilakukan evaluasi
lebih lanjut sebelum diserahkan kepada para pembuat software
- Pembuatan
software sesuai dengan prototype yang telah dievaluasi yang kemudian akan
diserahkan kepada pelanggan
- Jika
belum memenuhi kebutuhan dari pelanggan maka akan kembali ke proses awal
sampai dengan kebutuhan dari pelanggan telah terpenuhi
Sedangkan
proses-proses dalam model prototyping secara umum adalah sebagai berikut:
1.
Pengumpulan Kebutuhan
developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan
kemudian menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran
bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya
2.
Perancangan
Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan
tersebut mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini
menjadi dasar pembuatan prototype
3.
Evaluasi Prototype
Klien akan mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas
kebutuhan software.
B.
Tahapan
Selain
itu, untuk memodelkan sebuah perangkat lunak dibutuhkan beberapa tahapan di
dalam proses pengembangannya. Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan
dari sebuah softwareitu .Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan tahapan
dalam metode prototyping agar software finalnya dapat diterima oleh
penggunanya. Dan tahapan-tahapan dalam prototyping tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan
kesseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis
besar sistem yang akan dibuat.
2.
Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada
penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh
outputnya).
3.
Evaluasi Protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun
sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat
akan diambil. Jika tidak, maka prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah
1, 2 , dan 3.
4.
Mengkodekan System
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
5.
Menguji System
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,
Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6.
Evaluasi System
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka
mengulangi langkah 4 dan 5.
7.
Menggunakan System
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan
C.
Keunggulan dan Kelemahan Metode Prototype
Keunggulan Prototyping :
- Komunikasi
akan terjalin baik antara pengembang dan pelanggan.
- Pengembang
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan setiap pelanggannya.
- Pelanggan
berperan aktif dalam proses pengembangan sistem.
- Lebih
menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
- Penerapan
menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Kelemahan Prototyping :
- Pelanggan
kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum
mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum
memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
- Pengembang
biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma
dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih
cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya
merupakan sebuah kerangka kerja(blueprint) dari sistem .
- Hubungan
pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan
teknik perancangan yang baik dan benar.
Sumber :