MRT Jakarta
Pembangunan MRT di daerah Bundaran HI
Jalur dan Rute
Jalur MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang
lebih ±110.8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus
- Kampung Bandan) sepanjang ±23.8 km dan Koridor Timur – Barat sepanjang
±87 km.
Jalur Utara - Selatan
Konstruksi terowongan MRT Jakarta rute Utara – Selatan
Jalur Selatan-Utara merupakan jalur yang pertama
dibangun. Jalur ini akan menghubungkan Lebak Bulus, Jakarta Selatandengan Kampung Bandan, Jakarta Utara. Pengerjaan jalur ini dibagi menjadi 2 tahap
pembangunan.
Tahap I (Lebak Bulus - Bundaran
HI)
Tahap I yang dibangun terlebih dahulu menghubungkan
Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7
stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah). Proses pembangunannya sudah dimulai
sejak 10 Oktober 2013 dan rencananya akan dioperasikan mulai tahun
2018.
Tahap II (Bundaran HI - Kampung
Bandan)
Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan - Utara dari Bundaran HI sampai
dengan Kampung Bandan sepanjang 8.1 km. Tahap II akan mulai dibangun tahap I
beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini
sudah selesai.
Jalur Barat - Timur
Jalur Barat - Timur saat ini sedang dalam tahap studi
kelayakan. Jalur ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024 - 2027.
Pembangunan MRT, Dampak Sosial dan Tranfaransi Buruk Hingga Rugikan Warga Blok A
Jakarta – Pembangunan angkutan massal Mass Rapid
Transit atau MRT di DKI Jakarta sudah berlangsung. Masa pengerjaan
konstruksi telah dimulai dari Oktober 2013. Rencananya, PT MRT akan membangun
13 stasiun sepanjang Jalan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Dari
13 stasiun tersebut, untuk rute Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi,
Blok A, Blok M, hingga Sisingamangaraja akan dibuat rel layang dengan total
tujuh stasiun.
Sedangkan
dari Bundaran Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, sampai
Bundaran Hotel Indonesia menggunakan rel dengan enam stasiun bawah tanah.
Pasar
Blok A Fatmawati, Jakarta Selatan termasuk dalam rencana akan dijadikan salah
satu stasiun layang MRT. Pelebaran jalan di jalur tersebut pun sudah dimulai
pengerjaannya.
Pembangunan
MRT di kawasan Blok A banyak di keluhkan warga dan pedagang karena berdampak
pada aktivitas ekonomi para pedagang yang berada di Pasar Blok A Fatmawati.
Seperti di ketahui Pekerjaan konstruksi pada area stasiun Blok A adalah
paket kontrak pekerjaan yang dikerjakan oleh Obayashi Shimizu Jaya Sebagai
Konstruksi Joint Venture.
Pihak kontraktor memperkirakan masa konstruksi itu berlangsung dari tahun 2015 sampai dengan 2018.
Pihak kontraktor memperkirakan masa konstruksi itu berlangsung dari tahun 2015 sampai dengan 2018.
Kurangnya
sosialisasi dalam pembangunan tersebut membuat kekecewaan dan kebingungam warga
dan pedagang di Daerah Blok A, sehingga rasa penasaran wargapun muncul dan
meminta pengembang untuk memperlihatkan kontruksi pembangunan sebagai bentuk
informasi dan sosialisasi dengan dampaknya ke masyarakat sekitar.
“Media informasi atau website mengenai bentuk atau gambar stasiun blok A dan jadwal pembangunan stasiun blok A nya mana pak, supaya warga dapat mengakses dengan mudah,” tanya Boy Warga Blok A saat dialog dengan pihak pengembang. Pertanyaan itu dijawab Humas MRT bahwa itu akan disediakan dan disempunakan.
Sedang pertanyaan lainnya, mengenai dampak lingkungan, ekonomi dan sosial oleh yang di tanyakan Bapak Achmad warga blok A tentang kompensasi yang akan diberikan pihak MRT dan pemerintah kepada pedagang yang lahannya terkena proyek MRT.
“Media informasi atau website mengenai bentuk atau gambar stasiun blok A dan jadwal pembangunan stasiun blok A nya mana pak, supaya warga dapat mengakses dengan mudah,” tanya Boy Warga Blok A saat dialog dengan pihak pengembang. Pertanyaan itu dijawab Humas MRT bahwa itu akan disediakan dan disempunakan.
Sedang pertanyaan lainnya, mengenai dampak lingkungan, ekonomi dan sosial oleh yang di tanyakan Bapak Achmad warga blok A tentang kompensasi yang akan diberikan pihak MRT dan pemerintah kepada pedagang yang lahannya terkena proyek MRT.
Pihak
kontraktor yang diwakilkan Arianto tidak memberikan jawaban secara tegas atas
kompensasi tersebut, dia hanya memaparkan proses pelaksanaan kontruksi dan
peluang bisnis buat para pengusaha bilamana stasiun jadi. Sedang Ferry
dari konsultan MRT menjelaskan kompensasi perbaikan bilamana ada bangunan warga
yg rusak “kompensasi akan diberikan bilamana ada kerusakan pada gedung dan
rumah,” jelasnya.
Bahkan
Gita Puspita Sari Lurah kelurahan Pulo Sebagai perwakilan dari pemerintah
menjelaskan
Selain pembayaran pembebasan lahan warga, tidak ada lagi kompensasi yang akan diberikan pemerintah kepada warga Blok A dan panglima Polim.
Selain pembayaran pembebasan lahan warga, tidak ada lagi kompensasi yang akan diberikan pemerintah kepada warga Blok A dan panglima Polim.
Keterangan
lurah itu menyulut kekecewaan para pedagang dan para pemilik lahan,
karena Mereka telah berkorban dengan omsetnya turun, seharusnya pemerintah pun
wajib memperhatikan mereka.
Pernyataan lurah Pulo ini berlainan debgan Surat Gubernur DKI Jakarta No.1 2015 yang telah mengumumkan untuk memberikan insentif kepada pemilik lahan jalan Fatmawati dan surat tersebut sudah di sosialisasikan di kelurahan cipete selatan.
Pernyataan lurah Pulo ini berlainan debgan Surat Gubernur DKI Jakarta No.1 2015 yang telah mengumumkan untuk memberikan insentif kepada pemilik lahan jalan Fatmawati dan surat tersebut sudah di sosialisasikan di kelurahan cipete selatan.
“Atas
kenyataan ini kenapa di kelurahan Pulo, tidak diberikan konpensasi insentif
tersebut , seperti pemberian insentif kepada kelurahan cipete selatan, “tanya
warga yang geram atas ucapan lurah yang bohong dan berlainan dengan Gubernur
DKI Jakarta lewat suratnya.
Melihat
penomena itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman
Simanjorang, meminta pemerintah segera menyiapkan kompensasi bagi pengusaha
yang terkena dampak langsung pembangunan Mass Rapid Transit (MRT). “Mereka
telah berkorban dengan omsetnya turun, jadi pemerintah pun wajib perhatikan
itu,” jelasnya ketika ditemui di Jakarta, Sabtu
(22/8)
Menurutnya,
beberapa kompensasi dan insentif yang bisa diberikan pemerintah bagi pengusaha
yang mendapatkan dampak langsung pembangunan itu, adalah keringanan pajak,
penyediaan tempat usaha baru dengan menggunakan lahan milik pemerintah, serta
memberikan prioritaskan kios yang akan disediakan pemerintah di setiap terminal
MRT. “Banyak hal yang bisa diberikan, namun mereka harus komitmen memperhatikan
pengusaha yang terdampak ini,” pintanya.
Pemprov Jakarta Perlu Bijak Sikapi
Dampak Negatif Pembangunan Proyek MRT
JAKARTA – Pembangunan proyek Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta berupa
elevated antara Lebak Bulus – Bundaran Senayan mulai mengganggu pelaku ekonomi
di sepanjang jalan sejajarnya, seperti Jalan Panglima Polim, dan Jalan
Sisingamangaraja.
“Banyak pelaku usaha
mulai terkena dampak negatif dari pembangunan proyek MRT itu. Selama proyek
fisik belum selesai, dampak negatif itu berpotensi terus terjadi dan menimpa
mereka,” kata pakar dan Kepala Lab Transportasi Unika Soegijopranoto Semarang
Djoko Setijowarno, ST,MT kepada BeritaTrans.com di Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Sebagai contoh, lanjut
dia, pertokoan di Komplek Pasar Raya Blok M Plaza mulai banyak toko yang tutup
dan pengunjung tak seramai biasanya. Pengunjung berkurang, akibat jalan sempit
dan sering macet karena adanya pembangunan elevated MRT, jalan menjadi sempit.
“Di hari biasa
pengunjung bisa mencapai kisaran 14.000 orang, sekarang turun kisaran 8.000
orang per hari. Jumlah itu turun sekitar 30%,” jelas Djoko.
Di akhir pekan, papar
dia, biasanya antara 19.000-20.000 pengunjung, sekarang hanya 10.000-11.000
pengunjung, atau hanya setengahnya.
“Penutupan sejumlah
gerai yang sewa akan berakibat pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah
pegawainya. Belum lagi hal ini juga terjadi di beberapa pelaku usaha lain yang
cukup banyak berjajar di sepanjang jalan ini,” tutur Ketu MTI Jawa Tengah itu.
Keringanan Pajak
Untuk membantu agar
tidak ada kerugian lebih besar lagi, selama pekerjaan elevated belum rampung,
Pemprov DKI Jakarta dapat memberikan sejumlah keringanan.
“Misalnya, keringanan pajak yang dipungut oleh Pemprov Jakarta, seperti PBB, Pajak Reklame. Setidaknya untuk kurun waktu sekitar 2 tahun ke depan,” terang Djoko.
“Misalnya, keringanan pajak yang dipungut oleh Pemprov Jakarta, seperti PBB, Pajak Reklame. Setidaknya untuk kurun waktu sekitar 2 tahun ke depan,” terang Djoko.
Jika tidak, urai dia,
akan banyak pengangguran yang diakibatkannya dan tentunya akan menganggu
kondisi sosial ekonomi warga Jakarta yang mencari nafkah dari usaha di
sepanjang jalan tersebut.
“Sebenarnya antisipasi
tersebut sudah termaktub dalam dokumen Studi Amdal Proyek MRT Lintas Lebak
Bulus-Bundaran HI,” kilah Djoko.
Jika tidak tercantum
dalam studi Amdal, menurut akademisi fokal itu, maka studi tersebut diragukan
hasilnya dan perlu direvisi.
“SwPemda DKI Jakarta
wajib menjamin kepastian keberlangsungan hidup pelaku usaha di sepanjang
koridor Lebak Bulus-Bundaran Senayan,” sebut Djoko.
Jika sudah normal dan
pembangunan MRT Jakarta selesai, segala macam pajak dapat dikembalikan seperti
aturan semula.
“Pemda DKI Jakarta
perlu bijak menghadapi pelaku usaha agar tetap mereka eksis dan memberikan
kontribusi yang optimal,” tegas Djoko.
Ini
Manfaat Kehadiran MRT di Jakarta
Mengutip situs jakartamrt.com, Selasa (29/9/2015), ada beberapa
manfaat dari kehadiran MRT yang ditargetkan bisa dioperasikan pada 2018 ini.
Salah satu manfaatnya adalah berkurangnya kepadatan kendaraan di jalan karena
dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan
kendaraan pribadi ke transportasi massal.
"MRT memberikan kontribusi dalam meningkatan
kapasitas transportasi publik. Kapasitas angkut MRT untuk rute Lebak Bulus ke
Bundaran HI diharapkan mencapai sekitar 412.000 penumpang perhari," tulis
situs tersebut.
Selain itu, pembangunan MRT ini juga bisa menciptakan
lapangan kerja. Selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat
menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru.
Adanya MRT bisa menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit. Sementara dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52,5 menit.
Adanya MRT bisa menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit. Sementara dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52,5 menit.
Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas
warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada
peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga
kota.
Bagi lingkungan, hadirnya MRT juga berdampak positif.
Dampak lingkungan dengan adanya MRT adalah 0,7 persen dari total emisi CO2,
yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan berkurang.
Untuk diketahui, Proyek MRT Jakarta rencananya akan
membentang kurang lebih 110,8 kilometer, yang terdiri dari Koridor
Selatan-Utara, yaitu koridor Lebak Bulus menuju Kampung Bandan) sepanjang
kurang lebih ±23.8 km dan Koridor Timur–Barat sepanjang kurang lebih 87
kilometer.
Anggota Komisi V DPR, Nusyirwan Soejono, menjelaskan,
langkah Jokowi menggolkan proyek MRT patut diapresiasi. "Ini sebuah
langkah berani mengingat proyek MRT telah masuk dalam tata ruang Pemda DKI
Jakarta sejak 1985, tapi tak pernah dimulai. Setelah melalui penantian panjang
sekitar 25 tahun, hari ini kereta bawah tanah dimulai pengeborannya oleh Presiden
Jokowi," kata Nusyirwan.
Menurut dia, transportasi publik menjadi kebutuhan
yang sangat mendesak apalagi di tengah perkembangan ibu kota saat ini. Jadi
proyek MRT bersama program kereta rel
ringan atau light rail transit (LRT) yang juga dalam tahap
pelaksanaan bisa menjadi solusi.
Komentar atau Kesimpulan :
Dari beberapa artikel di atas menurut saya, setiap pembangunan proyek selalu memiliki resiko atau dampak. saya mengambil contoh tentang pembangunan proyek MRT di jakarta yang wacananya akan selasai pada tahun 2018 untuk jalur utara dan selatan sedangkan untuk jalur barat dan timur sedang dalam studi kelayakan. pembangunan proyek MRT ini juga memiliki dampak negatif seperti : kemacet akibat jalan sempit, berkurangnya pengunjung gerai toko disekitar proyek pembangunan yang mengakibatkan PHK, Ruginya para pedagang dan para pemilik lahan di sekitar proyek pembanguanan. mungkin faktor lain juga mempengaruhi dampak dari pembangunan proyek MRT seperti kurangnya informasi dan sosialisasi dalam pembangunan juga bisa memberikan dampak terhadap sekitar proyek pembangunan. tapi nantinya jika pembangunan proyek ini selasai akan memberikan dampak positif juga seperti terciptanya lapangan kerja baru, menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Jadi dengan adanya pembangunan proyek MRT di jakarta pasti akan menimbulkan resiko entah itu terhadap para pekerja yang membangun proyek, warga sekitar, atau terhadap lingkungan sekitar. tapi kita harus bisa menyikapinya dengan bijak karena proyek MRT ini juga salah satu untuk memajukan pertransportasian di ibukota kita jakarta.
Sumber :
wikipedia
halloapakabar.com
bisnis.liputan6.com
Komentar atau Kesimpulan :
Dari beberapa artikel di atas menurut saya, setiap pembangunan proyek selalu memiliki resiko atau dampak. saya mengambil contoh tentang pembangunan proyek MRT di jakarta yang wacananya akan selasai pada tahun 2018 untuk jalur utara dan selatan sedangkan untuk jalur barat dan timur sedang dalam studi kelayakan. pembangunan proyek MRT ini juga memiliki dampak negatif seperti : kemacet akibat jalan sempit, berkurangnya pengunjung gerai toko disekitar proyek pembangunan yang mengakibatkan PHK, Ruginya para pedagang dan para pemilik lahan di sekitar proyek pembanguanan. mungkin faktor lain juga mempengaruhi dampak dari pembangunan proyek MRT seperti kurangnya informasi dan sosialisasi dalam pembangunan juga bisa memberikan dampak terhadap sekitar proyek pembangunan. tapi nantinya jika pembangunan proyek ini selasai akan memberikan dampak positif juga seperti terciptanya lapangan kerja baru, menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Jadi dengan adanya pembangunan proyek MRT di jakarta pasti akan menimbulkan resiko entah itu terhadap para pekerja yang membangun proyek, warga sekitar, atau terhadap lingkungan sekitar. tapi kita harus bisa menyikapinya dengan bijak karena proyek MRT ini juga salah satu untuk memajukan pertransportasian di ibukota kita jakarta.
Sumber :
wikipedia
halloapakabar.com
bisnis.liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar